Slank band not only to work in music. Since its debut in 1983, Slank is committed to spreading the peace virus..
Therefore, Bimbim said through the lyrics of the song Slank commitment to the four elements, namely teenage love, the environment, social control, and the youth movement.
No wonder, not only music awards cs Bimbim stolen, but a series of other social rewards. Slank Civil Society Award was awarded the 2009 socio-cultural categories by the magazine Forum Keadilan. Children's care is considered the Mother Iffet contribute in building a culture of democracy in Indonesia.
In music, the lyrics of Slank thick rhythms of social satire. Corruption, reform, and human rights is that their voices shouting about injustice. Start the Slank, the award means a lot. "This award is more proud than AMI (Ajang Musik Indonesia). We've lined up with AMI," Bimbim said when found in the National Library, Salemba, Central Jakarta, Tuesday, August 11, 2009.
Not easy to play music while giving a social critique. Music groups that have criticized the board members at Senayan through the song 'Gossip street' was not seldom a threat. But, the kids Geng Potlot forward undaunted.
Bimbim said, "We do not care and keep nyalurin corruption through song meaning." For them, the short message only modern equipment used by the parties who are not responsible. Slank proud of the number of appreciation they receive.
"This is a spirit, and we feel there is on the right track.'s Why many people who love award," said the vocalist, Kaka. Now, big name Slank aligned with political figures is important recipient of the Civil Society Award. Representing Slank, Bimbim answered casually. "We are engaged in each of us," said the drummer was relaxed.
According to Denny JA, Executive Director of the Indonesian Survey Circle, said, "berpolitk Slank more effectively. Lower middle income group to listen more Slank." But for a band that had a motto PLUR (Peace, Love, Unity, and Respect), they just want to be useful for the nation. "We just helped pass the album, stage to stage, hopefully can do something for the people," said the commander Bimbim.
A musical movie as a celebration 25 year Slank traveling music, that narrated Slank meeting with the figure that have the trauma of violence, politics, drugs and love. The figure Bimbim met with a child who always hide under the table because to see her parents rapt when he playing under the table. Kaka met Nadine, Ivan and Ridho figure meet people who behave like animals because had to feel beaten like the a beast, while Abdi met with the mother figure that children rapt in the reform period. Slank tried various forms of violence against the gallant and the cause is trauma. In the end of story they can be shared out to the blue island. Island without
violence and threats, full of peace.
Director: Garin Nugroho, John De Rantau, Dosy Omar
Producer: Ursula Tumiwa & Anastasia Rina
Duration: 90 Minutes
Production: Film & Set Shooting Star 2009
Cast: Kaka Slank, Bimbim Slank, Ivanka Slank,
Abdee Slank, Ridho Slank, Mother Iffet, Nadine
Chandrawinata, Chichi Kadijono, Lio Gitta Purwanto,
Ophy Nambe, Helmi Prasetyo
Crew:
Directed by: Garin Nugroho, John De Rantau, Dosy Omar
Creative Idea: Garin Nugroho
Co. Director: Dian Sasmita
Executive Producer: PH Sihar Sitorus, Garin Nugroho, Ursula Tumiwa, A. Radityo WibowoProducer: Ursula Tumiwa, Anastasia Rina
Line Producer: Eri Kuswanda, Lia Amran
Director Of Photography: Arya Tedja, Padri Nadeak
Script Writing: Garin Nugroho
Creative and Post Production Supervisor: Arturo GP
Film Editor: Andhy Pulung
Art Director: Sebastian Allan
Sound Designer: Handi Ilfat, Satrio Budiono
Music Composer: Slank
Pantomine: Yayu Aw Unru
Choreographer: Eko Supriyanto, Davit Undry, Jecko Siompo Animator: Ricky Zulman, Terra Bajraghosa and Adi Panuntun.
Film ‘Generasi Biru’ garapan Garin Nugroho sudah melenggang ke Berlin, Jerman. Film itu tayang di Berlinale International Film Festival 2009. Tiketnya pun ludes terjual.
Film yang dibintangi Nadine Chandrawinata itu ditayangkan pada World Premier Berlinale International Film Festival pada Jumat (6/2/2009) kemarin malam waktu Jerman. Sedangkan di Indonesia baru 17 Februari 2009 mendatang. Sang sutradara, Garin Nugroho turut hadir dalam premier yang bertempat di Kino Arsenal, Postdamerplatz, Berlin.
Selama melenggang di Jerman ‘Generasi Biru’ akan diputar tiga kali pada 6, 7, 8 Februari 2009. Tiketnya pun ludes terjual secara online. “Wah bagus tuh,” sahut Garin saat berbincang dengan detikhot di Kino Arsenal, Postdamerplatz, Berlin, Jumat (6/2/2009) waktu setempat.
Panitia Berlinale rupanya sudah jauh-jauh hari memesan agar film Generasi Biru tampil di Jerman. Dalam wawancara ekslusif dengan reporter detikhot, Fitraya Ramadhanny, Garin mengaku panitia Berlinale mengikuti proses editing yang beru selesai 60 persen dari Desember 2008 silam.
“Tapi para kurator film dengan melihat bahan mentahnya saja sudah bisa memberikan penilaian,“ lanjut Garin.
Panitia pun rela menunggu film Generasi Biru dikirim ke Jerman, walaupun batas akhir pengiriman festival sudah lewat pada Oktober 2008 lalu. Tapi mau bagaimana lagi, proses produksi memang baru benar-benar tuntas akhir Januari 2009.
“Baru dua minggu lalu filmnya kita kirim ke Jerman. Saya saja belum liat trailer Generasi Biru untuk di Indonesia,“ ujarnya seraya tertawa.
Tidak hanya Generasi Biru, Laskar Pelangi pun unjuk gigi di festival film saingan Cannes ini. “Sekarang sudah ada generasi baru seperti Riri Riza, Mira Lesmana, John de Rantau. Tahun ini saya ingin anak-anak muda ini yang lebih tampil,” kata Garin.
Ini adalah film ke lima Garin di Belinale. Sebelumnya sudah ada Surat Untuk Bidadari (1994), Bulan Tertusuk Ilalang (1995), Puisi Tak Terkuburkan (2001) dan Aku Ingin Menciummu Sekali Saja (2001). Semua film Garin mendapatkan penghargaan khusus.
When taking a film "Generasi Biru" (Blue Generation) directed by Garin Nugroho the band with a million fans, SLANK not have trouble means. In fact, according that Bimbim does not devote all of his abilities.
"No..no we take all of acion with fun. So we are free to explore anything, we are not in action," Bimbim said at a press conference of Blue Generation / 'Generasi Biru' in FX Plaza, Jl. Jend Sudirman, South Jakarta, (11/2/2009).
Only Kaka encountered obstacles, it is difficult to wake up when should take the movie in the morning. "He call too early," the vocalist said.
However, to realize the goal to make movie, the band that already exist since 1983 that have to be willing to wait for 25 years. Until now, the personnel of Slank can not imagine what happens as the movie that also actress with Nadine Chandrawinata.
"I can not imagine like what the movie. Slank actually have the intention of the long of time, about 25 years ago".
Slank is deliberately to give the title 'Blue Generation' or "Generasi Biru" in their prime movie. Bimbim reveal that the "BLUE" is the philosophy of the album owners 'Anthem For The Broken Heart'.
"Blue is the philosophy of Slank. Slank want the next generation as blue sky, wide and deep as deep oceans," Bimbim said.
Jelang tutup tahun 2008, Bakrie Telecom meluncurkan satu lagi produk bundling Huawei Seri C-2807 bertajuk "Hape Esia Slank." Kali ini segmen yang akan disasar adalah komunitas grup band Slank, atau yang akrab disebut Slankers.
Setiap penjualan 1 unit Hape esia SLANK, Rp. 10 ribu akan disumbangkan untuk para pihak kurang mampu yang ditunjuk langsung oleh SLANK
Ringtone SLANK
Kamu bisa dapetin GRATIS 5 ringtone SLANK, yang bisa kamu jadiin ringtone pilihan kamu:
- Seperti Para Koruptor
- Sosial Betawi Yoi
- Pandangan Pertama
- Orkes Sakit Hati
- Kuil Cinta
Nada Sambung SLANK
Kamu juga bisa dapetin GRATIS 5 Nada Sambung SLANK selama 21 hari. Buruan aktifin dengan ketik:
SLANK-spasi-
Pilihan lagu yang bisa kamu pilih:
1. Devilinu
2. Virus (versi Amerika)
3. Solidaritas
4. Seperti Para Koruptor
5. Rebut
Wakil Ketua KPK, Sjahruddin Rasul mengunjungi Markas Besar Grup Musik SLANK di Jl. Potlot-Jakarta Selatan, pada hari Selasa, 23 Januari 2007. Pada kesempatan ini, SLANK menyatakan siap memerangi korupsi yang sudah meresahkan masyarakat Indonesia. "Kami senang sudah mendapat respon. Selama ini perjuangan SLANK lewat lirik membuahkan hasil. Yang pasti, kami menegaskan SLANK dan Slankers siap menjadi tameng KPK" ujar Bimbim.
SLANK yang terdiri dari Kaka (Vokalis), Bimbim (Drum), Ridho (Gitar), Abdee (Gitar), dan Ivan (Bass) mengibaratkan korupsi sebagai VIRUS ganas. "Korupsi masalah semua orang. Gara-gara korupsi, semua orang kena dampaknya, semua orang menderita" ujar Kaka.
Bimbim mengatakan SLANK akan konvoi dengan kelompok pengendara sepeda motor Vespa, sambil membawa beberapa slogan dan spanduk antikorupsi. "Kalau gak dapat sambutan, kita akan bikin gerakan bawah tanah", terusnya.
Bagi KPK sendiri, dengan menggandeng SLANK berharap pemberantasan korupsi bisa berjalan mulus. Wakil Ketua KPK, Sjahruddin Rasul mengatakan, "SLANK itu memiliki massa yang cukup besar. Dengan musik mereka bisa mensosialisasikan gerakan antikorupsi terutama untuk generasi muda".
Sumber: http://www.kpk.go.id/
MOJOKERTO - Profesi sebagai pelukis jalanan, bisa jadi hanya tinggal hitungan jari. Namun demikian, profesi ini tetap ditekuni segelintir orang.
Matahari telah sampai di ufuk barat, pertanda hari telah berubah menjadi malam. Namun tangan Suwarno tetap saja menari-nari di atas kanvas berukuran sekitar 60 X 80 cm itu.
Selembar foto balita di sampingnya, menjadi titik fokusnya saat itu. Berupaya keras agar gambar yang ia buat sepersis mungkin dengan gambar yang disodorkan pelanggannya beberapa jam lalu.
Hiruk pikuk lalu lintas di Jalan Raya Mojopahit Kota Mojokerto, Jawa Timur tak membuyarkan konsentrasinya untuk tetap melukis dengan pensil 2B miliknya. Dengan "senjata"nya itu, dia terus membuat pola wajah, sesekali ia menyeka kanvasnya dengan konte-bubuk hitam untuk memberikan sentuhan blok warna hitam.
Lalu lalang manusia di trotoar yang menjadi tempat kerjanya itu juga tak membuatnya kehilangan konsentrasi. Begitupula dengan datangnya pelanggan baru yang ingin memperbesar foto dengan warna hitam putih kepadanya. Meski sesekali menjawab pertanyaan calon pelanggannya itu, Suwarno tetap saja tak kehilangan fokus.
Bagi pelukis jalanan asal Kabupaten Blora Jawa Tengah dan kini bertempat tinggal di Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto ini, menjadi pelukis bukanlah profesi menjanjikan dengan keuntungan yang besar. Profesi ini, menjadi satu-satunya kemampuan yang menurutnya bisa dipakai pijakan kebutuhan rumah tangganya.
"Ibarat tambal sulam. Kalau ramai order, bisa untuk menutupi kebutuhan hidup jika sedang sepi," tukas Suwarno sembari terus mengibaskan kuas diatas kanvasnya.
Bagi lelaki yang tak tuntas menuntu ilmu di Institut Seni Rupa Indonesia (ISI) Yogyakarta ini, menjadi pelukis memang bukan semata-mata untuk memperoleh keuntungan secara material. Lebih dari itu, dengan melukis, dia bisa menyalurkan hobi yang selama ini ditekuninya.
"Ibaratnya, melakukan hobi dengan dibayar. Jadi, dinikmati saja," ujarnya dan tak berhenti sedetikpun untuk menyelesaikan tugasnya itu.
Untuk sebuah karya lukis yang siap diberikan kepada pelangganya, Suwarno hanya butuh waktu 3 jam. Namun dia mengaku, cepat tidaknya pekerjaan itu, sangat bergantung dari situasi isi hatinya.
"Jika sedang malas atau sedih, bisa sampai tiga hari untuk menyelesaikan satu lukisan," aku Suwarno.
Dalam sebulan, dia mengaku mendapatkan uang dari jerih payahnya itu sekitar Rp1 - Rp2 juta. Angka ini, dianggapnya telah cukup jika dibanding dengan kejelian yang harus ia tanggung. Sementara jika salah melukis, akan berbuah komplain dari pelanggannya.
"Memang harus hati-hati jika tak ingin dimarahi pelanggan. Harga lukisan mulai Rp100 ribu hingga Rp300 ribu. Tergantung besar dan banyaknya obyek wajah yang digambar," tukasnya.
Di Mojokerto, bukan kali pertama ia memulai karier. Jauh sebelum itu, pria berumur 29 tahun ini sudah mengadu nasib ke Jakarta. Kerasnya kehidupan di Ibu Kota itu, membuatnya harus mencari tempat yang dianggap "bersahabat" dengan profesinya itu. Namun ada kenangan yang hingga saat ini tak pernah ia lupakan.
"Saya pernah memberikan lukisan Bimbim langsung ke orang nya di gang Potlot. Ini foto saya," tukasnya sambil menunjukkan foto dirinya dengan seluruh anggota group band Slank dengan mata berbinar-binar.
Kisah yang tak pernah dilupakan sepanjang hidup lainnya kembali ia lontarkan. Beberapa waktu lalu, tepatnya 18 April 2006, dengan susah payah ia menuju Kota Madiun untuk menyaksikan konser Peterpan. Tak ingin melewatkan momen, dia memberanikan diri untuk bertemu dengan Ariel, vocalis Peterpan.
"Saya berikan lukisan bergambar foto Ariel. Dan dia (Ariel) menerima dengan senang hati lukisan itu," ujarnya kembali menunjukkan bukti apa yang dia ceritakan itu dengan selembar fotonya bersama personil Peterpan.
(Tritus Julan/Sindo/nov)
Sumber: http://news.okezone.com
Categories
- My Blog (3)
- Slank-KPK (3)
- Slank-Movie (2)
- Slank-News (10)
Google SFC
About Me
- SFC Sumenep
- Sekretariat SFC Sumenep Jl. Slamet Riyadi 69 Sumenep E-mail : sfcsumenep@gmail.com Telp. 0817589550