Slank in Action  

Posted by SFC Sumenep

When taking a film "Generasi Biru" (Blue Generation) directed by Garin Nugroho the band with a million fans, SLANK not have trouble means. In fact, according that Bimbim does not devote all of his abilities.

"No..no we take all of acion with fun. So we are free to explore anything, we are not in action," Bimbim said at a press conference of Blue Generation / 'Generasi Biru' in FX Plaza, Jl. Jend Sudirman, South Jakarta, (11/2/2009).

Only Kaka encountered obstacles, it is difficult to wake up when should take the movie in the morning. "He call too early," the vocalist said.

However, to realize the goal to make movie, the band that already exist since 1983 that have to be willing to wait for 25 years. Until now, the personnel of Slank can not imagine what happens as the movie that also actress with Nadine Chandrawinata.

"I can not imagine like what the movie. Slank actually have the intention of the long of time, about 25 years ago".

Slank is deliberately to give the title 'Blue Generation' or "Generasi Biru" in their prime movie. Bimbim reveal that the "BLUE" is the philosophy of the album owners 'Anthem For The Broken Heart'.

"Blue is the philosophy of Slank. Slank want the next generation as blue sky, wide and deep as deep oceans," Bimbim said.

Next..

Hape ESIA - Slank (ind ver.)  

Posted by SFC Sumenep

Jelang tutup tahun 2008, Bakrie Telecom meluncurkan satu lagi produk bundling Huawei Seri C-2807 bertajuk "Hape Esia Slank." Kali ini segmen yang akan disasar adalah komunitas grup band Slank, atau yang akrab disebut Slankers.
Setiap penjualan 1 unit Hape esia SLANK, Rp. 10 ribu akan disumbangkan untuk para pihak kurang mampu yang ditunjuk langsung oleh SLANK

Ringtone SLANK
Kamu bisa dapetin GRATIS 5 ringtone SLANK, yang bisa kamu jadiin ringtone pilihan kamu:
- Seperti Para Koruptor
- Sosial Betawi Yoi
- Pandangan Pertama
- Orkes Sakit Hati
- Kuil Cinta

Nada Sambung SLANK

Kamu juga bisa dapetin GRATIS 5 Nada Sambung SLANK selama 21 hari. Buruan aktifin dengan ketik:

SLANK-spasi-nomor lagu pilihan kamu dan kirim ke 888

Pilihan lagu yang bisa kamu pilih:
1. Devilinu
2. Virus (versi Amerika)
3. Solidaritas
4. Seperti Para Koruptor
5. Rebut

Next..

KPK Gandeng SLANK  

Posted by SFC Sumenep

Wakil Ketua KPK, Sjahruddin Rasul mengunjungi Markas Besar Grup Musik SLANK di Jl. Potlot-Jakarta Selatan, pada hari Selasa, 23 Januari 2007. Pada kesempatan ini, SLANK menyatakan siap memerangi korupsi yang sudah meresahkan masyarakat Indonesia. "Kami senang sudah mendapat respon. Selama ini perjuangan SLANK lewat lirik membuahkan hasil. Yang pasti, kami menegaskan SLANK dan Slankers siap menjadi tameng KPK" ujar Bimbim.


SLANK yang terdiri dari Kaka (Vokalis), Bimbim (Drum), Ridho (Gitar), Abdee (Gitar), dan Ivan (Bass) mengibaratkan korupsi sebagai VIRUS ganas. "Korupsi masalah semua orang. Gara-gara korupsi, semua orang kena dampaknya, semua orang menderita" ujar Kaka.

Bimbim mengatakan SLANK akan konvoi dengan kelompok pengendara sepeda motor Vespa, sambil membawa beberapa slogan dan spanduk antikorupsi. "Kalau gak dapat sambutan, kita akan bikin gerakan bawah tanah", terusnya.

Bagi KPK sendiri, dengan menggandeng SLANK berharap pemberantasan korupsi bisa berjalan mulus. Wakil Ketua KPK, Sjahruddin Rasul mengatakan, "SLANK itu memiliki massa yang cukup besar. Dengan musik mereka bisa mensosialisasikan gerakan antikorupsi terutama untuk generasi muda".

Sumber: http://www.kpk.go.id/

Next..

Pelukis Jalanan: Untuk Bimbim Slank  

Posted by SFC Sumenep

MOJOKERTO - Profesi sebagai pelukis jalanan, bisa jadi hanya tinggal hitungan jari. Namun demikian, profesi ini tetap ditekuni segelintir orang.

Matahari telah sampai di ufuk barat, pertanda hari telah berubah menjadi malam. Namun tangan Suwarno tetap saja menari-nari di atas kanvas berukuran sekitar 60 X 80 cm itu.

Selembar foto balita di sampingnya, menjadi titik fokusnya saat itu. Berupaya keras agar gambar yang ia buat sepersis mungkin dengan gambar yang disodorkan pelanggannya beberapa jam lalu.

Hiruk pikuk lalu lintas di Jalan Raya Mojopahit Kota Mojokerto, Jawa Timur tak membuyarkan konsentrasinya untuk tetap melukis dengan pensil 2B miliknya. Dengan "senjata"nya itu, dia terus membuat pola wajah, sesekali ia menyeka kanvasnya dengan konte-bubuk hitam untuk memberikan sentuhan blok warna hitam.

Lalu lalang manusia di trotoar yang menjadi tempat kerjanya itu juga tak membuatnya kehilangan konsentrasi. Begitupula dengan datangnya pelanggan baru yang ingin memperbesar foto dengan warna hitam putih kepadanya. Meski sesekali menjawab pertanyaan calon pelanggannya itu, Suwarno tetap saja tak kehilangan fokus.

Bagi pelukis jalanan asal Kabupaten Blora Jawa Tengah dan kini bertempat tinggal di Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto ini, menjadi pelukis bukanlah profesi menjanjikan dengan keuntungan yang besar. Profesi ini, menjadi satu-satunya kemampuan yang menurutnya bisa dipakai pijakan kebutuhan rumah tangganya.

"Ibarat tambal sulam. Kalau ramai order, bisa untuk menutupi kebutuhan hidup jika sedang sepi," tukas Suwarno sembari terus mengibaskan kuas diatas kanvasnya.

Bagi lelaki yang tak tuntas menuntu ilmu di Institut Seni Rupa Indonesia (ISI) Yogyakarta ini, menjadi pelukis memang bukan semata-mata untuk memperoleh keuntungan secara material. Lebih dari itu, dengan melukis, dia bisa menyalurkan hobi yang selama ini ditekuninya.

"Ibaratnya, melakukan hobi dengan dibayar. Jadi, dinikmati saja," ujarnya dan tak berhenti sedetikpun untuk menyelesaikan tugasnya itu.

Untuk sebuah karya lukis yang siap diberikan kepada pelangganya, Suwarno hanya butuh waktu 3 jam. Namun dia mengaku, cepat tidaknya pekerjaan itu, sangat bergantung dari situasi isi hatinya.

"Jika sedang malas atau sedih, bisa sampai tiga hari untuk menyelesaikan satu lukisan," aku Suwarno.

Dalam sebulan, dia mengaku mendapatkan uang dari jerih payahnya itu sekitar Rp1 - Rp2 juta. Angka ini, dianggapnya telah cukup jika dibanding dengan kejelian yang harus ia tanggung. Sementara jika salah melukis, akan berbuah komplain dari pelanggannya.

"Memang harus hati-hati jika tak ingin dimarahi pelanggan. Harga lukisan mulai Rp100 ribu hingga Rp300 ribu. Tergantung besar dan banyaknya obyek wajah yang digambar," tukasnya.

Di Mojokerto, bukan kali pertama ia memulai karier. Jauh sebelum itu, pria berumur 29 tahun ini sudah mengadu nasib ke Jakarta. Kerasnya kehidupan di Ibu Kota itu, membuatnya harus mencari tempat yang dianggap "bersahabat" dengan profesinya itu. Namun ada kenangan yang hingga saat ini tak pernah ia lupakan.

"Saya pernah memberikan lukisan Bimbim langsung ke orang nya di gang Potlot. Ini foto saya," tukasnya sambil menunjukkan foto dirinya dengan seluruh anggota group band Slank dengan mata berbinar-binar.

Kisah yang tak pernah dilupakan sepanjang hidup lainnya kembali ia lontarkan. Beberapa waktu lalu, tepatnya 18 April 2006, dengan susah payah ia menuju Kota Madiun untuk menyaksikan konser Peterpan. Tak ingin melewatkan momen, dia memberanikan diri untuk bertemu dengan Ariel, vocalis Peterpan.

"Saya berikan lukisan bergambar foto Ariel. Dan dia (Ariel) menerima dengan senang hati lukisan itu," ujarnya kembali menunjukkan bukti apa yang dia ceritakan itu dengan selembar fotonya bersama personil Peterpan.
(Tritus Julan/Sindo/nov)

Sumber: http://news.okezone.com

Next..